Cerpen
Kasih
Sayang Ibu
(karya: jonadi
ganda putra)
Matahari
masih belum tebit, adzan subuh masih belum berkumandang. Tapi,dengan bantuan
anaknya Minah mempersiapkan barang dagangannya yang akan di bawa ke pasar.
Minah berkata “Ani nanti semuanya susun di keranjang”. “ya, bu” jawab Ani.
Setelah semua dagangan Minah di susun dalam keranjangnya Minah berangkat menuju
pasar tempat biasa dia menjajakan dagangannya. Dengan langkah yang perlahan
Minah membawa beban yang lebih dari 40kg di pundaknya. Mungkin ia ingin
mengeluh, namun ia tak memilki waktu untuk itu. Sebab jangankan untuk
memikirkan sesuatu yang tak berguana seperti itu, untuk sekedar beristirahat
sejenak saja ia tak bisa. Waktu mendekati pukul 03.00 am ia harus bergegas
sebelum kehabisan tempat untuk menjajakan barang dagangannya.
Setelah
suaminya meninggal dunia Minah terpaksa untuk bekerja agar bisa memenuhi kebutuhan
hidup dia dan anaknya. Setiap hari ia harus berperan ganda, yaitu suatu saat ia
harus menjadi seorang ayah, dan suatu saat dia harus berada di jalannya sebagai
seorang ibu. Walaupu ia harus berperan sebagai seorang ayah dan juga seorang
ibu, ia tetap mensyukuri hiup ini. Dan ia bahagia asalkan ia bisa hidup bersama
anaknya.
Terkadang ia
berfikir setiap ia akan bekerja. Mungkin hidup mereka akan lebih baik jika
sanak dan saudara mereka tidak jauh dari mereka. Tapi ada beberapa faktor yang
menyembabkan sanak dan saudara Minah harus tinggal di tempat yang jauh dari
kaampung halaman mereka. Dan kondisi ekonomi mereka yang kurang baik, menbuat
Minah sulit untuk berkomunikasi atau berhubungan dengan sanak dan
saudaranya.
Setiba di
pasar ia mulai menurunkan beban yang ada di pundaknya dan mengeluarkan barang
dagangannya. Dengan hati – hati Minah menyusun barang dagangannya di atas
sebuah terpal yang tak begitu besar. Dengan penuh harap dia menunggu pembeli
yang akan membeli barang dagangannya. Setelah sabar menunggu beberapa orang
mulai berdatangan untuk membeli barang danggannya. Dengan wajah tersenyum dia
melayAni orang – orang yang hendak membeli barang dagangannya.
Matahari
telah lama terbit, suasana di pasar mulai sepi, hanya ada beberapa pedagang
yang belum menghabiskan barang dagangannya. Dengan wajah sedikit murung Minah
melihat barang dagangannya. Barang – barang yang ia bawa dari rumah masih
tersisah seperempat bagian semula. Karena pedagang yang lain sudah mulai
membersikan sisah – sisah dari barang dagangannya, dengan terpaksa Minah
membawa pulang barang dagangannya.
Minah segera
pulang kerumah untuk beristirahat dan menghangatkan tubuh yang dihembus angin
pagi. Baru sejenak ia beristirahat, tapi beberapa perkerjaan rumah tangga harus
segera dikerjakan. Adzan zuhur tak lama lagi akan berkumandang dan pekerjaan
Minah baru selesai. Setelah lelah bekerja Minah melanjutkan istirahatnya.
Setelah adzan zuhur berkumandang ia melaksanakan shalat.
Setelah
pulang sekolah Ani menghampiri ibunya, dengan perlahan ia berkata “bu, seragam
sekolah ku sudah rusak dan sempit”. “oh ya nak nati ibu ngumpulin uang dulu,
baru kita beli baju sekolah mu yang baru”sambut Minah. Ani menjawab “yah bu,
tapi jangan kelamaan”. Dengan tubuh yang masih setengah lelah Minah mulai mautar
otak. Ia memikirkan cara bagaimana ia bisa mengumpulkan uang untuk membelikan
seragam sekolah anaknya.
Di bawah
terik matahari Minah berkeliling kampung, untuk mencari pekerjaan tambahan.
Sehingga ia bisa membelikan anaknya seragam sekolah yang baru. Minah
mendatangi rumah tetangganya satu – persatu dan bertanya apakah ada pekerjaan
yang bisa ia lakukan untuk mendapat upah. Selain itu dia juga menawarkan
beberapa barang dagangannya yangtak habis dijual.
Sudah dua
jam lamanya Minah mencari pekerjaan tambahan, tapi ia belum juga
mendapatkannya. Walau sedikit putus asa Minah pulang ke rumah. Tapi ia tetap
bersyukur karena barang dagangan yang ia bawa sudah habis terjual. Setelah
lelah berkeliling kampung Minah duduk di depan rumah untuk beristirahat.
Tak lama
kemudian senja tiba, Ani berpamitan untuk pergi mengaji. Minah mencari sejumlah
uang untuk Ani mengaji. Setelah Ani pergi mengaji Minah pergi tidur. Tak terasa
sudah cukup lama ia tertidur, kemudian ia segera bangkit dari tempat tidur dan
bersiap untuk melaksanakan kegiatan yang di lakukan yang biasa dilakukan.
Pada saat
dini hari Minah pergi kepasar tempat ia menjajakan barang – barang dagangannya.
Seperti biasa Minah berjalan kaki menuju pasar. Selain tidak uang yang tak
cukup untuk menyewa jasa angkutan Minah juga ingin menyimpan uangnya untuk
membeli seragam baru untuk anaknya.
Senelah
lelah bekerja sebagai seorang pedagang, Minah pergi ke salah satu rumah
tetangganya untuk mengambil cucian yang dititipkan kepadanya. Walaupun
upahnya tidak begitu besar tapi cukup untuk menambah tabungan yang ia
punya.
Selama satu
minggu penuh Minah bekerja untuk membelikan seragam baru untuk anaknya, dan
beberapa perlengkapan sekolah yang lainnya. Hamper dalam satu minggu Minah
hanya tidur selama 4 jam mukanya kering dan tak terawat lagi.
Secara diam
– diam Minah membeli seragam dan perlengkapan sekolah yang baru untuk anaknya.
Pada saat Ani baru pulang dari sekolah, ia melihat seragam dan perlengkapan
sekolah baru di kamar ibunya. Dengan wajah yang bahagia ia menghampiri ibunya
dan mengucapakan terima kasih pada ibunya.
Pagi harinya
Ani pergi sekolah dengan wajah yang bahagia. Dan melakukan kegiatan sehari –
harinya seperti biasa. Dan lebih bersemangat dalam belajar serta lebih keras
berusaha untuk memahami pelajaran di sekolah. Untuk membuktikan pada ibunya
bahwa pengorbanannya tidak akan sia-sia.
Resensi dari :
0 komentar:
Posting Komentar