RSS

Kewirausahaan



Kewirausahaan


Secara sederhana arti wirausahawan (entrepeneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil rsiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan. Resiko kerugian merupakan hal biasa karena mereka memegang prinsip bahwa faktor kerugian pasti ada.
Peter F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu mencipptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Kegiatan wirausaha dapat dikelola sendiri atau dikelola orang lain. Dikelola sendiri artinnya si pengusaha memiliki modal uang dan kemampuan langsung terjun mengelola usahanya. Sementara itu, jika dikelola orang lain, adalah si pengusaha cukup menyetor sejumlah uang dan pengelolaan usahanya diserahkan kepada pihak lain.
Jadi, untuk berwirausaha dapat dilakukan dengan cara :
1.      Memiliki modal sekaligus menjadi pengelola;
2.      Menyetor modal dan pengelolaan ditangani oleh pihak mitra;
3.      Hanya menyerahkan tenaga namun dikonversikan ke dalam bentuk saham sebagai bukti kepemilikan usaha.

Nah, menjadi wirausahawan muda sangat-sangatlah bisa loh. Yuk tidak ada alasan karena tidak ada uang, kita bisa menabung dari sekarang! :D


Sumber :
Buku Kewirausahaan, Dr. Kasmir, SE., MM (Edisi Revisi)

Bisnis Online Shop



Bisnis Online Shop

Kemajuan teknologi yang semakin canggih di era globalisasi ini sudah tidak asing lagi. Internet merupakan seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia.
Kehadiran internet dalam konteks ekonomi global yang berkembang saat ini diantaranya adalah penerapan internet sebagai media komunikasi pemasaran (marketing) dan transaksi perdagangan. Dalam memasarkan produk yang masuk ke jaringan internet sangat memudahkan para pengguna. Jangkauan yang luas, biaya yang terjangkau, beroperasinya sistem selama 24 jam serta memudahkan komunikasi yang intens kepada konsumen.
Menurut pendapat Zaki dan Smitdev (2008), basis utama pemasar dalam internet marketing adalah dengan menggunakan dan memanfaatkan Web, dengan tetap berorientasi pada prinsip pemasaran konvensional yang harus menerapkan 3 hal yakni tujuan pemasaran, pasar sasaran, dan produk atau jasa yang ditawarkan (Hermawan, 2012).
Kekurangan dalam menjual suatu produk via web antara lain jika jaringan internet kurang baik atau bahkan mati sama sekali. Dalam hal ini pihak penjual akan mengalami rugi. Jika jaringan internet kurang baik atau mati maka, pembeli tidak bisa memesan produk yang dijual oleh produsen. Produsen tidak akan mendapat keuntungan jika hal itu terjadi. Selain itu, jika pada proses pengiriman barang mengalami keterlambatan maka, konsumen atau pembeli akan merasa gelisah dan takut barang yang dipesan tidak sampai ke tangan pembeli.
Kelebihan dalam menjual suatu produk via web antara lain praktis dalam hal pemesanan. Konsumen tidak kesulitan dalam memesan produk yang diinginkan karena via web, produk tersebut dapat dipesan. Selain itu, konsumen juga tidak perlu memakai waktu yang banyak untuk datang ke Toko karena dalam memesan produk via web yang dibutuhkan adalah jaringan internet yang lancar maka pemesanan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
Dengan semakin canggihnya teknologi sekarang pun kita bisa berjualan dengan menggunakan handphone, tidak perlu meggunakan PC loh. Memulai usaha dalam penjualan berbagai Pakaian Wanita, Pakaian Pria, Sepatu Wanita, Sepatu Pria, Tas, Aksesoris Fashion, Kecantikan & Kesehatan, Jam Tangan, Gadget, Perlengkapan Olahraga, Hobi & Mainan, Perlengkapan Rumah, Elektronik, dll dan tidak lupa juga memperhatikan kepuasaan konsumen dengan memberikan kualitas produk yang baik dan respon yang baik.
Nah banyak cara loh dalam melakukan bisnis dengan cara yang mudah... Asal ada niat dan kegigihan dalam menjalaninya. Yuk manfaatkan teknologi sekarang!

Perkembangan Etika Bisnis



Perkembangan Etika Bisnis

Menurut Dr. Kasmir, suatu kegiatan haruslah dilakukan dengan etika atau norma-norma yang berlaku di masyarakat bisnis. Etika atau norma-norma ini digunakan agar tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan dan usaha yang dijalankan. Seperti yang kita ketahui, etika adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana berperilaku atau bersikap sopan santun, terpuji, jujur, adil, dsb. Dan menurut Dr. Kasmir, pengertian etika adalah tata cara berhubungan dengan manusia lainnya. Tata cara pada masing-masing masyarakat tidaklah sama atau beragam bentuk.
Dalam arti luas, etika sering disebut sebagai tindakan mengatur tingkah laku atau perilaku manusia dengan masyarakat. Tingkah laku ini perlu diatur agar tidak melanggar norma-norma atau kebiasaan yang berlaku di masyarakat.
Perkembangan Etika Bisnis di Indonesia yang dapat kita sebut Etika Bisnis Pancasila mengacu pada setiap sila. Menurut Bung Karno, pada pidato kelahiran Pancasila 1 Juni 1945, Pancasila dapat diperas menjadi Sila Tunggal, yaitu Gotong Royong, atau Tri Sila sebagai berikut:
1.   Socio-nasionalisme(Kebangsaan dan Peri Kemanusiaan)
2.   Socio-demokrasi (Demokrasi/ Kerakyatan, dan Kesejahteraan Sosial); dan
3.   Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Syarat mutlak dapat diwujudkannya Etika Bisnis Pancasila adalah mengakui terlebih dahulu Pancasila sebagai ideologi bangsa, sehingga asas-asasnya dapat menjadi pedoman perilaku setiap individu dalam kehidupan ekonomi dan bisnis sehari-hari. Baru sesudah asas-asas Pancasila benar-benar dijadikan pedoman etika bisnis, maka praktek-praktek bisnis dapat dinilai sejalan atau tidak dengan pedoman moral sistem Ekonomi Pancasila.
Etika bisnis dalam tinjauan di indonesia bisa kita refleksikan pada kondisi krisis ekonomi sekarang ini. Semakin berlarutnya penanganan krisis membuktikan bahwa etika bisnis di indonesia masih buruk baik itu di kalangan swasta dalam hal ini pengusaha, pemerintah baik dari pusat maupun daerah di segala tingkatan. Adanya krisis ekonomi diindonesia disebabkan oleh kebijakan ekonomi pemerintah yang tidak transparan, akuntabel, tidak memperdulikan kepentingan rakyat dan yang lebih utama adalah maraknya praktek KKN (korupsi, kolusi, nepotisme). Kinerja pemerintah bisa kita lihat pada gambaran menyeluruh dari kondisi bangsa kita sekarang ini. Kebijakan ekonomi pada waktu itu bila ditinjau dalam prespektif etika bisnis banyak yang tidak objektif (masuk akal). Hal itu bisa dilihat pada angka-angka sebagai indikator ekonominya.
Dengan demikian, etika dan moral cenderung dipandang sebagai variabel bebas yang sama sekali tidak tergantung pada kondisi kualitas sistem kemasyarakat secara menyeluruh. Kecenderungan seperti itu antara lain tampak pada kecenderungan untuk menyamakan keberadaan etika dan moral seseorang atau sekelompok orang dengan keberadaan mutiara.
Kajian yang dilakukan oleh Booz-Allen & Hamilton pada tahun 1998 menunjukkan bahwa indeks good corporate governance (GCG) indonesia adalah yang paling rendah di asia timur dibandingkan dengan Malaysia, Thailand, Singapura dan Jepang. Demikian pula halnya hasil penelitian oleh McKinsey pada tahun 1999 memperlihatkan bahwa indeks persepsi investor mengenai praktek good corporate governance (GCG) pada perusahaan di Indonesia adalah yang paling rendah jika dibandingkan dengan Korea Selatan, Taiwan & jepang.
Perkembangan etika dari tahun ke tahun sebagai berikut :
1. Masa Peralihan: tahun 1960-an
Pada saat ini terjadi perkembangan baru yang dapat disebut sebagai persiapan langsung bagi timbulnya etika bisnis. Ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Pada saat ini juga timbul anti konsumerisme. Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan memasukan mata kuliah baru ke dalam kurikulum dengan nama busines and society and coorporate sosial responsibility, walaupun masih menggunakan pendekatan keilmuan yang beragam minus etika filosofis.
2. Etika Bisnis Lahir di AS: tahun 1970-an
Terdapat dua faktor yang mendorong kelahiran etika bisnis pada tahun 1970-an yaitu:
• sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis
• terjadinya krisis moral yang dialami oleh dunia bisnis. Pada saat ini mereka bekerja sama khususnya dengan ahli ekonomi dan manejemen dalam meneruskan tendensi etika terapan. Norman E. Bowie menyebutkan bahwa kelahiran etika bisnis ini disebabkan adanya kerjasama interdisipliner, yaitu pada konferesi perdana tentang etika bisnis yang diselanggarakan di universitas Kansas oleh philosophi Departemen bersama colledge of business pada bulan November 1974.
3. Etika Bisnis Meluas ke Eropa: tahun 1980-an
Di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Hal ini pertama-tama ditandai dengan semakin banyaknya perguruan tinggi di Eropa Barat yang mencantumkan mata kuliah etika bisnis. Pada taun1987 didirkan pula European Ethics Nwork (EBEN) yang bertujuan menjadi forum pertemuan antara akademisi dari universitas, sekolah bisnis, para pengusaha dan wakil-wakil dari organisasi nasional dan nternasional.
4. Etika Bisnis menjadi Fenomena Global: tahun 1990-an
Etika bisnis telah hadir di Amerika Latin, ASIA, Eropa Timur dan kawasan dunia lainnya. Di Jepang yang aktif melakukan kajian etika bisnis adalah institute of moralogy pada universitas Reitaku di Kashiwa-Shi. Di india etika bisnis dipraktekan oleh manajemen center of human values yang didirikan oleh dewan direksi dari indian institute of manajemen di Kalkutta tahun 1992. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.

Sumber :
Buku Kewirausahaan, Dr. Kasmir, SE., MM (Edisi Revisi)