Perkembangan Etika Bisnis
Menurut Dr. Kasmir, suatu
kegiatan haruslah dilakukan dengan etika atau norma-norma yang berlaku di
masyarakat bisnis. Etika atau norma-norma ini digunakan agar tidak melanggar
aturan yang telah ditetapkan dan usaha yang dijalankan. Seperti yang kita
ketahui, etika adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana berperilaku atau
bersikap sopan santun, terpuji, jujur, adil, dsb. Dan menurut Dr. Kasmir,
pengertian etika adalah tata cara berhubungan dengan manusia lainnya. Tata cara
pada masing-masing masyarakat tidaklah sama atau beragam bentuk.
Dalam arti luas, etika
sering disebut sebagai tindakan mengatur tingkah laku atau perilaku manusia
dengan masyarakat. Tingkah laku ini perlu diatur agar tidak melanggar norma-norma
atau kebiasaan yang berlaku di masyarakat.
Perkembangan Etika Bisnis
di Indonesia yang dapat kita sebut Etika Bisnis Pancasila mengacu pada setiap
sila. Menurut Bung Karno, pada pidato kelahiran Pancasila 1 Juni 1945,
Pancasila dapat diperas menjadi Sila Tunggal, yaitu Gotong Royong, atau Tri
Sila sebagai berikut:
1. Socio-nasionalisme(Kebangsaan dan Peri Kemanusiaan)
1. Socio-nasionalisme(Kebangsaan dan Peri Kemanusiaan)
2. Socio-demokrasi
(Demokrasi/ Kerakyatan, dan Kesejahteraan Sosial); dan
3. Ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa
Syarat mutlak dapat
diwujudkannya Etika Bisnis Pancasila adalah mengakui terlebih dahulu Pancasila
sebagai ideologi bangsa, sehingga asas-asasnya dapat menjadi pedoman perilaku
setiap individu dalam kehidupan ekonomi dan bisnis sehari-hari. Baru sesudah
asas-asas Pancasila benar-benar dijadikan pedoman etika bisnis, maka
praktek-praktek bisnis dapat dinilai sejalan atau tidak dengan pedoman moral
sistem Ekonomi Pancasila.
Etika bisnis dalam
tinjauan di indonesia bisa kita refleksikan pada kondisi krisis
ekonomi sekarang ini. Semakin berlarutnya penanganan krisis membuktikan bahwa
etika bisnis di indonesia masih buruk baik itu di kalangan swasta
dalam hal ini pengusaha, pemerintah baik dari pusat maupun daerah di segala
tingkatan. Adanya krisis ekonomi diindonesia disebabkan oleh kebijakan
ekonomi pemerintah yang tidak transparan, akuntabel, tidak memperdulikan
kepentingan rakyat dan yang lebih utama adalah maraknya praktek KKN (korupsi,
kolusi, nepotisme). Kinerja pemerintah bisa kita lihat pada gambaran menyeluruh
dari kondisi bangsa kita sekarang ini. Kebijakan ekonomi pada waktu itu bila
ditinjau dalam prespektif etika bisnis banyak yang tidak objektif (masuk akal).
Hal itu bisa dilihat pada angka-angka sebagai indikator ekonominya.
Dengan demikian, etika
dan moral cenderung dipandang sebagai variabel bebas yang sama sekali tidak
tergantung pada kondisi kualitas sistem kemasyarakat secara menyeluruh.
Kecenderungan seperti itu antara lain tampak pada kecenderungan untuk
menyamakan keberadaan etika dan moral seseorang atau sekelompok orang dengan
keberadaan mutiara.
Kajian yang dilakukan
oleh Booz-Allen & Hamilton pada tahun 1998 menunjukkan bahwa indeks good
corporate governance (GCG) indonesia adalah yang paling rendah di asia timur dibandingkan
dengan Malaysia, Thailand, Singapura dan Jepang. Demikian pula halnya hasil
penelitian oleh McKinsey pada tahun 1999 memperlihatkan bahwa indeks persepsi
investor mengenai praktek good corporate governance (GCG) pada perusahaan di
Indonesia adalah yang paling rendah jika dibandingkan dengan Korea Selatan,
Taiwan & jepang.
Perkembangan etika dari tahun ke tahun sebagai berikut :
1. Masa Peralihan: tahun 1960-an
1. Masa Peralihan: tahun 1960-an
Pada saat ini terjadi perkembangan
baru yang dapat disebut sebagai persiapan langsung bagi timbulnya etika bisnis.
Ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS),
revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment
(kemapanan). Pada saat ini juga timbul anti konsumerisme. Hal ini memberi
perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan memasukan
mata kuliah baru ke dalam kurikulum dengan nama busines and society and
coorporate sosial responsibility, walaupun masih menggunakan pendekatan
keilmuan yang beragam minus etika filosofis.
2. Etika Bisnis Lahir
di AS: tahun 1970-an
Terdapat dua faktor yang mendorong kelahiran etika bisnis pada tahun 1970-an yaitu:
• sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis
• terjadinya krisis moral yang dialami oleh dunia bisnis. Pada saat ini mereka bekerja sama khususnya dengan ahli ekonomi dan manejemen dalam meneruskan tendensi etika terapan. Norman E. Bowie menyebutkan bahwa kelahiran etika bisnis ini disebabkan adanya kerjasama interdisipliner, yaitu pada konferesi perdana tentang etika bisnis yang diselanggarakan di universitas Kansas oleh philosophi Departemen bersama colledge of business pada bulan November 1974.
Terdapat dua faktor yang mendorong kelahiran etika bisnis pada tahun 1970-an yaitu:
• sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis
• terjadinya krisis moral yang dialami oleh dunia bisnis. Pada saat ini mereka bekerja sama khususnya dengan ahli ekonomi dan manejemen dalam meneruskan tendensi etika terapan. Norman E. Bowie menyebutkan bahwa kelahiran etika bisnis ini disebabkan adanya kerjasama interdisipliner, yaitu pada konferesi perdana tentang etika bisnis yang diselanggarakan di universitas Kansas oleh philosophi Departemen bersama colledge of business pada bulan November 1974.
3. Etika Bisnis Meluas
ke Eropa: tahun 1980-an
Di Eropa Barat, etika bisnis sebagai
ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Hal ini pertama-tama
ditandai dengan semakin banyaknya perguruan tinggi di Eropa Barat yang
mencantumkan mata kuliah etika bisnis. Pada taun1987 didirkan pula European
Ethics Nwork (EBEN) yang bertujuan menjadi forum pertemuan antara akademisi
dari universitas, sekolah bisnis, para pengusaha dan wakil-wakil dari
organisasi nasional dan nternasional.
4. Etika Bisnis menjadi
Fenomena Global: tahun 1990-an
Etika bisnis telah hadir di Amerika Latin, ASIA, Eropa Timur dan kawasan dunia lainnya. Di Jepang yang aktif melakukan kajian etika bisnis adalah institute of moralogy pada universitas Reitaku di Kashiwa-Shi. Di india etika bisnis dipraktekan oleh manajemen center of human values yang didirikan oleh dewan direksi dari indian institute of manajemen di Kalkutta tahun 1992. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.
Etika bisnis telah hadir di Amerika Latin, ASIA, Eropa Timur dan kawasan dunia lainnya. Di Jepang yang aktif melakukan kajian etika bisnis adalah institute of moralogy pada universitas Reitaku di Kashiwa-Shi. Di india etika bisnis dipraktekan oleh manajemen center of human values yang didirikan oleh dewan direksi dari indian institute of manajemen di Kalkutta tahun 1992. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.
Sumber :
Buku Kewirausahaan, Dr. Kasmir, SE., MM (Edisi Revisi)
0 komentar:
Posting Komentar